banner 728x250

Dua Desa di Baula binaan PT.Vale kembangkan padi organik

banner 120x600
banner 468x60

Kolakanews – Dua desa di Kecamatan Baula Kabupaten Kolaka,Sulawesi Tenggara yakni Desa Puuroda dan Puubunga hasil binaan PT.Vale Indonesia mengembangkan tanaman padi dengan metode pertanian SRI organik.

banner 325x300

Melalui metode SRI Organik, para petani juga diajarkan cara menggunakan pupuk organik guna menghindari penggunaan pupuk kimia,para petani dapat memanfaatkan komoditas yang ada di alam, seperti sisa tanaman, limbah makanan, dan sebagainya.
Penggunaan pupuk organik selain tidak membutuhkan biaya, pemanfaatannya juga dapat menjaga unsur hara pada tanah pertanian.

Ketua Asosiasi Petani Organik Kolaka (Aspok),Watno yang ditemui mengatakan sebelum mengetahui secara jelas tentang tanaman budi daya padi organik,PT.Vale datang menemui warga masyarakat untuk melakukan sosialisasi tentang pertanian yang sehat dan ramah lingkungan.

” Awalnya saya tidak percaya ada pertanian yang tanpa menggunakan pestisida dan pupuk kimia bisa berhasil dan terbukti dengan pendampingan yang dilakukan PT.Vale kepada petani sehingga tanaman padi organik bisa terlaksana,” katanya.

Pelatihan petani oleh PT.Vale sebagai pendamping kata Watno dilaksanakan sejak tahun 2021,dimana para petani di ajarkan bagaimana membuat pupuk padat dan pupuk cair.

Meskipun ada hambatan dan waktu yang lama dalam pembuatan pupuk organik serta banyaknya pupuk organik yang disebar ke tanaman padi kata dia namun menghasilkan beras yang sehat dan berkualitas.

“Hambatannya saat membuat pupuk organik adalah mengumpulkan beberapa bahan baku yang membutuhkan waktu serta banyaknya pupuk yang diberikan kepada tanaman,” ungkap Watno.

Watno juga mencontohkan pemberian pupuk non organik dalam satu hektar tanaman padi sawah sekitar tiga kuital sementara untuk penggunaan pupuk organik di butuhkan tujuh ton sekali menebar pupuk hanya saja semua bahan pembuatan pupuk organik didapatkan dari alam tanpa mengeluarkan biaya.

Manfaat penggunaan pupuk organik kata dia membuat lahan persawahan menjadi sehat hasil produksi juga bagus dan konsumen juga ikut sehat meskipun harganya lebih mahal dari beras konvesional yakni Rp24.000 perkilonya.

Sementara hasil produksi baik petani sawah konvesional dan organik lanjut Watno tidak menentu dan tergantung dari kondisi tanaman terkait serangan hama padi sawah baik itu hama tikus maupun hama penggerek batang.

” Kalau disejajarkan hasil panen padi sawah baik organik dan non organik relatif sama hasilnya hanya memang kalau organik butuh proses dan tidak langsung di jual ke konsumen,” ungkap Watno.

Begitu juga di penjualan beras organik lanjutnya produksi saat ini masih terbatas sehingga kewalahan dalam melayani pesanan bagi konsumen karena di jual hanya melalui media sosial dan pertemanan.

Dalam satu hektarnya dalam setahun dengan dua kali panen hanya menghasilkan 5,5 ton sementara untuk Desa Puuruda dan Puubunga luas lahan padi sawah untuk tanaman padi organik hanya berkisar kurang lebih 6-7 hektar.

Sementara Senior Manager External Relation IGP Pomalaa,Hasmir menjelaskan data petani organik yang di bina oleh PT.Vale berkisar 40 orang petani.

” Data ini per bulan Desember tahun 2024 dan tersebar di empat kecamatan yakni Wundulako,Baula,Pomalaa dan Kecamatan Tanggetada,”katanya.

Selain pada komoditas padi,kata dia pendamping petani PT Vale juga menyasar petani sayuran untuk pertanian sayuran metode organik dan tanaman herbal karena pertanian organik menjadi salah satu program andalan untuk bergerak bersama masyarakat,serta pemerintah, dan memiliki manfaat dan memenuhi aspek keberlanjutan.(Raz)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *