pendampingan petani PT.Vale sulap lahan kritis jadi perkebunan nanas
Sorowako,Kolakanews – Desa Tabarano,Wasuponda Kabupaten Luwu Timur yang berpenduduk kurang lebih 3.000 orang di bawah kepemimpinan Ny.Rimal Mannu Allo sebagai Kepala Desa merubah lahan kritis milik warga masyarakat menjadi perkebunan nanas.
Pada periode kedua kepemimpinan Rimal Mannu Allo sebagai Kepala Desa mampu merubah Desa Tabarano dari desa tertinggal berdasarkan indikator desa membangun (IDM) dari Kementerian Desa dan Transmigrasi kini berubah menjadi Desa Mandiri.
Rimal Mannu Allo juga mengakui perubahan status desa Tabarano sebagai salah satu desa tertinggal menjadi desa mandiri tidak terlepas dari campur tangan PT.Vale yang turut serta melakukan pendampingan dan pelatihan kepada warga masyarakat dalam bercocok tanam khususnya tanaman buah nanas.
“ Lahan yang ditanami nanas ini adalah lahan tandus yang dulunya hanya hamparan rumput liar karena tanahnya mengandung silica namun berkat pendampingan yang dilakukan oleh PT.Vale kepada masyarakat sehingga bisa berubah menjadi lahan perkebunan nanas dan sekarang menjadi agro wisata perkebunan Pondata,” kata Rimal Mannu Allo yang kini menjabat Kepala desa Tabarano di periode kedua.
Menurutnya disulapnya lahan kritis ini karena seringnya terjadi kebakaran akibat tumbuhan rumput liar di tanah tandus sehingga terbersit pemikiran untuk menggandeng PT.Vale memberikan pelatihan kepada warga masyarakat agar Desa Tabarano bisa berubah dan mengangkat perekonomian masyarakat.
Manuk Allo juga menjelaskan saat ini Pemerintah Desa sudah melakukan pemetaan wilayah untuk mengembangkan daerah itu untuk menambah potensi penghasilan Desa di bawah bimbingan dan pendampingan PT.Vale dan Pemerintah Daerah Luwu Timur yakni Agro wisata perkebunan,Agro peternakan dan agro wisata air.
“ Potensi di desa Tabarano sangat besar karena wilayahnya adalah pegunungan,” ungkapnya.
Pengembangan Perkebunan Nanas
Tahun 2022 Desa Tabarano mulai melakukan kerjasama dengan PT.Vale untuk mengembangkan budidaya tanaman buah Nanas sebagai salah satu ikon Desa agrowisata perkebunan melalui pelatihan dan pendampingan program pengembangan potensi desa dibidang pertanian.
Ny.Sainab Husain,Senior coordinator PTPN social development program eksternal relation PT.Vale menjelaskan program agrowisata perkebunan Nanas desa Tabarano bekerjasama dengan Pemerintah Desa sejak tahun 2022.
PT.Vale kata dia menginisiasi program agrowisata perkebunan ini,merupakan salah satu ide dari masyarakat dan Pemerintah Desa yang ingin merubah lahan kritis menjadi lahan perkebunan dengan melakukan penelitian dan kajian mengenai unsur zat asam.
Dengan tingginya zat asam tanah yang mencapai PH 4 kata dia tidak banyak tanaman-tanaman produktif pertanian yang mampu bertahan hingga masa panen sehingga hasil penelitian menyimpulkan untuk menanam tanaman yang mampu beradaptasi dengan kondisi zat asam tanah yang tinggi.
Sainab juga menjelaskan makna kata “Wasuponda” yang merupakan nama Kecamatan di daerah itu yang berarti Nanas tumbuh di atas batu yang sejak dulu banyak tumbuh bahkan menjadi tanaman pagar bagi warga masyarakat.
“ Saya lahir dan besar di Kecamatan Wasuponda dimana tanaman Nanas banyak tumbuh bahkan dijadikan pagar rumah oleh masyarakat,” katanya.
Atas dasar sejarah tanaman ini sehingga masyarakat dan Pemerintah Desa mulai melakukan penanaman buah Nanas dan secara alamiah tanaman perkebunan ini bisa tumbuh di lahan kritis karena memiliki ketahanan tumbuh sangat kuat.
“ Tanaman ini tidak membutuhkan air yang banyak dan pemiliharaannya tidak terlalu rumit,” ungkap Sainab.
Sehingga kata dia PT.Vale dan Pemerintah Desa mulai membentuk kelompok-kelompok tani masyarakat untuk diberikan pendampingan dan pelatihan yang disiapkan perusahaan dengan mendatangkan mentor dari luar Sulawesi.
Sejak penanaman dilakukan pada tahun 2022 lalu kini masyarakat sudah bisa menikmati hasil panen pertama buah nanas sebanyak 2.000 buah dalam sekali panen dan penjualan dilakukan oleh pengelola baik melalui media online maupun ofline.
“ Saat sekarang ini penjualan sudah mulai bagus meskipun pasarnya masih di tingkat lokal,” kata Sainab.
Sementara salah satu pengelola,Ibu Hasna (48) mengatakan bibit saat ini masih didatangkan dari Bogor dengan dua varietas yakni Nanas Bogor dan Nanas Madu yang diadakan oleh PT.Vale dan Pemerintah Daerah Luwu Timur.
Dalam sekali panen katanya hanya bisa dalam sekali musim dan saat sekarang sudah memasuki panen tahap kedua karena penanaman sudah berjalan selama dua tahun.
“ kini petani Desa Tabarano sudah mulai mengembangkan bibit buah Nanas lokal sebanyak satu hektar sebagi langkah awal pembibitan,”katanya.
Begitu juga dengan pemupukan,kata dia petani menggunakan kompos organik yang dibuat sendiri oleh masyarakat tanpa menggunakan pupuk berbahan kimia.
Lahan enam hektar milik masyarakat itu kini di tanami Nanas seluas tiga hektar dan sisanya direncanakan untuk membuat peternakan sapi dan kambing sehingga bahan dasara pembuatan pupuk kompos juga bisa di produksi di Desa Tambarano,jelas Hasna.
Kebun Nanas Pondata ini juga pernah di kunjungi oleh beberapa pejabat dari Kementerian ESDM serta pejabat lainnya guna melihat secara langsung pengembangan agrowisata perkebunan Nanas binaan dari PT.Vale Indonesia di Kecamatan Wasuponda.(***)