banner 728x250

Salam, Manfaatkan Program LRP PT Vale untuk Bangkit Pasca Pembebasan Lahan

banner 120x600
banner 468x60

Kolaka, KN – Program Livelihood Restoration Plan (LRP) PT Vale Indonesia IGP Pomalaa membawa angin segar bagi Salam Jaya (53), seorang petani cengkeh yang lahannya seluas 9.500 m² dibebaskan perusahaan. Melalui program berkelanjutan ini, Salam tidak hanya mendapat kompensasi finansial, tetapi juga pelatihan untuk mengembangkan sumber penghidupan baru.

Salam Jaya (53 tahun), petani asal Desa Pesouha, Kecamatan Pomalaa Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara tak menyangka hidupnya akan berubah setelah lahannya seluas 9.500 meter persegi dibebaskan oleh PT Vale Indonesia. Kini, dengan kompensasi yang diterimanya, ia tak hanya membangun rumah dan berinvestasi di sektor properti, tetapi juga mengikuti pelatihan pertanian organik untuk memaksimalkan sisa lahannya yang tersisa.

banner 325x300

Dari Kebun Cengkeh ke Pelatihan Pertanian Organik
Sebelum lahannya dibebaskan, Salam mengandalkan kebun cengkeh dan sawah seluas 5.400 meter persegi sebagai sumber penghidupan. Namun, setelah pembebasan lahan, PT Vale Indonesia memberikan program pelatihan untuk membantu masyarakat mengelola keuangan dan memanfaatkan lahan pekarangan.

“Waktu itu, pelatihan pertama di Kantor Desa Pesouha tentang ketahanan pangan. Kami diajari cara memanfaatkan lahan sekitar rumah,” ujar Salam (29/6). Sayangnya, pelatihan itu baru dilaksanakan setelah uang kompensasi habis terpakai. “Kalau pelatihan diberikan sebelum uang dicairkan, mungkin lebih banyak yang bisa diatur dengan baik,” tambahnya.

Dari kompensasi tersebut, Salam membangun rumah, membeli dua kapling tanah, satu untuk perumahan dan satu lagi rencana kos-kosan. Namun, yang paling ia apresiasi adalah pelatihan pembuatan pupuk organik cair yang digelar PT Vale Indonesia.

Pupuk Organik Cair: Solusi Hemat dan Ramah Lingkungan
Pelatihan kedua yang diikutinya berfokus pada pertanian organik. “Kami langsung praktik bikin pupuk cair di rumah Pak Bedu, salah satu warga yang juga terdampak pembebasan lahan,” cerita Salam.

Menurutnya, pelatihan ini sangat bermanfaat karena mengajarkan cara mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia. “Sekarang saya bisa buat pupuk sendiri, lebih hemat dan ramah lingkungan,” ujarnya. Meski hasilnya belum terlihat maksimal karena baru seminggu diaplikasikan, ia optimis metode ini akan meningkatkan produktivitas sawahnya.

Harapan untuk Pendampingan Berkelanjutan
Salam berharap PT Vale Indonesia terus memberikan pendampingan pasca-pembebasan lahan. “Saya sudah dibayar, tapi dukungan seperti pelatihan sangat berarti untuk keberlanjutan hidup kami,” katanya.

Ia juga berencana mengembangkan sayuran di lahannya yang tersisa. “Dengan pengetahuan baru ini, saya bisa lebih mandiri dalam bertani,” ucapnya. Sementara itu, istrinya mengikuti pelatihan tata boga, membuka peluang usaha baru bagi keluarga mereka.

PT Vale Indonesia dan Tanggung Jawab Sosial
Program pelatihan ini merupakan bagian dari tanggung jawab perusahaan (PT Vale Indonesia) untuk memastikan masyarakat terdampak yang lahannya kami bebaskan tidak hanya menerima kompensasi, tetapi juga memiliki keterampilan baru. “Kami tidak sekadar membayar dengan uang, tapi juga memastikan mereka punya masa depan yang berkelanjutan,” jelas Hasmir, Manager External PT Vale Indonesia IGP Pomalaa.

Bagi Salam, pendekatan ini patut diapresiasi. “Ini langkah bagus. Kami yang tadinya tidak tahu, sekarang punya bekal untuk hidup lebih baik,” tutupnya penuh harap.

Dengan semangat baru, Salam Jaya membuktikan bahwa perubahan bisa menjadi awal dari peluang jika ada dukungan dan kemauan untuk belajar. (wis)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *